Masih Gersang, Kawasan Lindung Lasem Ditambal 7.000 Bibit Kopi

0
489

PEDULI LINGKUNGAN: Taufiq Darmawan, Kasi Pengendalian Kerusakan Lahan dan Hutan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang bersama para penggiat lingkungan bersama-sama menanam bibit kopi, Selasa (24/12). (WISNU AJI/RADAR KUDUS)
REMBANG, Radar Kudus – Kawasan lindung di dataran tinggi Lasem ditanami 7.000 bibit kopi jenis robusta. Kegiatan yang dimotori Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang ini diharapkan bisa menambal kawasan lindung yang telah gersang. Selain itu, untuk mengembangkan potensi kopi di perbukitan Lasem.

Penanaman kopi dipusatkan di Dukuh Sukolilo Lor, Desa Sendangcoyo, Lasem dengan tema “Yuk Nandur Kopi”. Acara ini juga melibatkan ECOCAMP (Education Coffe Camp). Khusus penanaman. Ada sebanyak 112 peserta. Mereka dari berbagai komunitas seperti, RCCN, PKSM, siswa pencinta alam dan 72 warga masyarakat sekitar lokasi. Kegiatan makin seru, karena dikemas dengan berkemah dan berdiskusi.

Hadir pada diskusi Kopi Lasem pada Senin malam (23/12). Diantarannya, Sejarah, Filsafat dan Budaya Kopi Lasem oleh Yon Suprayoga. Lalu Konservasi dan Spiritualisme Kopi oleh Achmad Rif’an.

Kemudian Kopi, Modernitas, dan Peluang Pasar Dunia oleh Vera Damayanti. Lalu Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Mendukung Budidaya Kopi Lasem oleh Desti Muryadi. Acara penyelamatan kawasan lindung dibuka oleh Kades Sendangcoyo, Dwi Sukamdi.
Taufiq Darmawan, Kasi Pengendalian Kerusakan Lahan dan Hutan, pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rembang menyampaikan besar harapan tanaman kopi dapat menjadi salah satu unggulan komoditas pertanian. Khususnya bidang perkebunan di wilayah setempat.
Taufik sengaja memilih tanaman kopi, lantaran konsep pengelolaan kawasan lindung untuk saat ini juga harus mendukung perekonomian masyarakat Rembang. Sebab, jika hanya murni tanaman lindung nilai ekonomis kecil.

“Makanya secara fungsi tutupan bagus, konservasi tanah, dan air makanya dipilih tanaman produksi kopi,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Kudus, kemarin (25/12).
Ini sekaligus sebagai langkah mendukung upaya pemerintah mengembalikan kejayaan kopi jawa di tingkat internasional. Outputnya tertanam dan terpelihara kebun kopi Lasem. Kemudian, outcome agar supaya mengembalikan kawasan Argasoka Gunung Lasem menjadi kawasan kopi robusta java sekaligus mampu menjadi kawasan konservasi atau hutan lindung. Dengan fungsi ekologinya.

”Kami tanam di lahan seluas 3,5 ha. Normalnya dua-tiga tahun bisa berbuah. Setelah itu ke depan arahnya kita pengembangan arabica,” terangnya.
(ks/noe/ali/top/JPR).

Source: https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/12/26/171846/masih-gersang-kawasan-lindung-lasem-ditambal-7000-bibit-kopi
26 Desember 2019, 11: 25: 40 WIB | editor : Ali Mustofa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here